Header Ads

Allah telah Haramkan, Namun PDIP Bali justru Yakinkan Babi Aman







Lebih dari 1.400 tahun yang lalu Allah swt telah memperingatkan kepada hambaNya untuk tidak mengonsumsi daging babi. Tercatat setidaknya ada tiga ayat Al Quran yang menjelaskan soal keharaman babi.

1. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Baqarah: 173).

2. “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah: 3).

3. “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 115).

Pakar kesehatan juga sudah mengkonfirmasi tentang bahaya menyantap daging babi. Terutama karena bahaya cacing pita yang terkandung didalam perut babi. Belum lagi perilaku menjijikkan babi yang memakan kotorannya sendiri saat lapar.





Namun semua itu tidak membuat manusia sadar dan menuruti perintah Allah. Alih-alih mengikutiNya, ada di antara mereka yang justru secara terbuka mengajak dan meyakinkan orang lain untuk memakan daging babi.

Itulah yang dilakukan PDI Perjuangan Bali pada Selasa (21/3) lalu. Mereka mengampanyekan dan menyakinkan orang untuk menyantap daging babi karena aman. Acara itu berlangsung di kantor Sekretariat PDI Peejuangan Bali, di Renon.  Dengan meyakinkan,  Wakil Ketua PDI Perjuangan Bali Nyoman Parta mengatakan babi bukanlah penyebab tunggal meningitis. Di samping bakteri, ada juga virus, jamur, dan parasit.

Ia mengajak kepada masyarakat agar jangan lagi takut mengonsumsi babi. Asalkan babi dimasak benar-benar matang, tentu saja aman bagi tubuh.

“Jadi, salah besar kalau mengkambinghitamkan babi,” ujar Parta bersemangat.

Untuk membuat masyarakat yakin, Parta mengajak tiga pakar dari Unud yakni Peneliti Ternak Babi Prof. Komang Budaarsana (ketua Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Unud Dr. I. I Nyoman Tirta Aryana (sekjen Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), dan dosen Fakultas Peternakan Unud Dr. Ni Luh Putu Sriyani (ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia).

Jika perintah Allah swt sudah dilawan, lalu apalagi yang akan mereka nantikan selain azab Allah?

Allahua'lam.













Diberdayakan oleh Blogger.