Header Ads

Menolak Lupa! Enam Bulan Lalu Ahok Hina Arab







Sepanjang hari ini perhatian publik tersedot pada peristiwa jabat tangan Raja Salman bin Abdul Aziz dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Foto keduanya viral. Para pendukung Ahok melonjak kegirangan dengan hal ini.

Mereka merasa telah memenangkan perang melawan Habib Rizieq dan ulama lainnya. Raja Salman berkenan salaman dengan Ahok yang justru menjadi "lawan" Habib Rizieq dan kawan-kawan. Jabat tangan keduanya menjadi alat politisasi massif bagi Ahok. Kharisma, keilmuan, kekuasaan, dan kekayaan Raja Salman dijadikan mesin propaganda efektif untuk menaikkan citra Ahok di mata para pemilih muslim.

Tapi ingatkah kita dengan peristiwa September 2016? Saat itu ada video seorang mahasiswa UI bernama Boby Febri Krisdiyanto yang berorasi di depan Gedung UI. Isinya menolak Ahok jadi gubernur karena kafir.

Ahok mencak-mencak. Ia menilai Boby sudah menyimpang dari Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Padahal anggaran negara disusun juga berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan UI memakai anggaran negara untuk menjalankan aktivitasnya. Tak semestinya anggaran negara digunakan untuk membiayai orang yang rasis.





"Bila perlu dia pindah ke Timur Tengah kalau dia pindah partai politik yang untuk mau menumbangkan Pancasila. Silakan," kata Ahok seperti dikutip dari detik.com

Pernyataan Ahok ini tentu saja sangat tendensius dan bahkan rasis. Timur Tengah yang dimaksud Ahok tentu saja Arab. Dan ketika Ahok menyuruh Boby pindah ke sana, artinya di Timur Tengah atau Arab merupakan tempat yang cocok untuk orang-orang yang menurut Ahok rasis dan mudah mengkafirkan orang.

Bukankah ini sebuah pelecehan terhadap Bangsa Arab?

Enam bulan kemudian, Ahok terlihat begitu sumringah saat berjabat tangan dengan salah satu raja di Timur Tengah yakni Raja Salman. Dulu menghina...dan kini memanfaatkan orang Arab untuk keuntungan politiknya. Itulah Ahok dan pendukungnya.




Erwyn Kurniawan
Diberdayakan oleh Blogger.