Header Ads

Burung Garuda Mirip Lambang Kerajaan Islam Samudera Pasai






Usai Ahok menghuni hotel prodeo karena terbukti bersalah menista agama, isu kebhinekaan semakin menguat ditiupkan pendukungnya dan media massa mainstream. Umat Islam diopinikan perusak NKRI dan keberagaman.Padahal, burung garuda yang menjadi simbol kebhinekaan diduga kuat terinspirasi dari lambang kerajaan Islam Samudera Pasai.

Hal ini mencuat setelah akun @duniadian memuat gambar kerajaan Islam Samudera Pasai yang mirip dengan burung Garuda Pancasila.

Banyak yang posting dan pake avatar Garuda Pancasila, jadi ingat lambang ini. Ini adalah lambang Kerajaan Islam Samudera Pasai.

Samudera Pasai sebuah kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Sultan Malikussaleh (Meurah Silu) pada abad ke 13 atau pada tahun 1267. Saat itu, Samudera Pasai dikenal sebagai pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara, hal ini dikemukakan oleh seorang petualang bernama Ibnu Battutah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha.

Lambang kerajaan Islam Samudera Pasai ini dirancang oleh seorang Sultan Samudera Pasai yaitu Sultan Zainal Abidin. Lambang burung tersebut memiliki makna yaitu syiar Islam yang luas.

Lambang negara Samudera Pasai berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung itu merupakan Rukun Islam.





Tentang lambang Indonesia yang mirip dengan lambang kerajaan Samudera Pasai juga diutarakan oleh dosen Universitas Malikussaleh Aceh Utara, Ibrahim Qamarius. Setelah digelar seminar International Conference and Seminar “Malikussaleh; Past, Present and Future” di Aceh Utara pada 11-12 Juli 2011, masyarakat mengirim lambang Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan replika.

Lambang itu dilukis oleh Teuku Raja Muluk Attahashi, keturunan dari panglima Turki Utsmani yang ke Aceh ketika Sultan Iskandar Muda menghadapi Portugis, pimpinan dari Panglima Tujuh Syarif Attahashi.

Ibrahim menjelaskan, walaupun lambang Indonesia mirip dengan Kerajaan Samudera Pasai belum bisa dipastikan Indonesia meniru dari Samudera Pasai. Menurutnya, harus ada kajian lebih lanjut untuk memastikannya.

Sementara bagi Sejarawan LIPI, Aswi Warman Adam, hal ini menunjukkan kecintaan bangsa Indonesia. “Ini bukanlah sebuah klaim yang menjurus ke arah negatif. Ini merupakan sebuah bentuk kecintaan bangsa Indonesia, yang dulu saat proses pemilihan lambang negara memang ikut terlibat,” ungkapnya. (Wyn/berbagai sumber)







Diberdayakan oleh Blogger.