Header Ads

Kompas, Ananda Sukarlan dan Pilkada DKI yang Tak Pernah Berakhir



Membaca berita Kompas berjudul, Maaf-maaf Ya, Waktu Zaman Pak Ahok Enggak Pernah Banjir..., membuat  kita tak perlu terkejut dengan aksi walk out Ananda Sukarlan. Karena kebencian terhadap Anies-Sandi terus ditanam dan dipelihara oleh media-media semacam Kompas.





Bacalah berita ini:

Menurut Sugiyanto, banjir ini pertama kali dalam kurang lebih empat tahun terakhir. Dulu, banjir memang kerap menyambangi daerah Ulujami yang dilintasi Kali Pesanggrahan. Namun, ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kala itu menormalisasi Kali Pesanggrahan di Tanah Kusir dan di Pos Pengumben, banjir mulai hilang dari rutinitas warga.

"Maaf-maaf ya, waktu zaman Pak Ahok enggak pernah banjir, baru kali ini aja setelah gubernur baru,"ujar Sugiyanto.

Hal yang sama diungkapkan warga IKPN Bintaro, Pal. Warga RW 004, Bintaro, Pesanggrahan, itu mengatakan, genangan yang juga muncul di rumahnya pada Minggu malam adalah genangan pertama setelah hampir empat tahun warga terbebas banjir.

"Iya baru semalam saja banjir, sudah empat tahun ini enggak banjir, kan," kata Pal.

                              **********

Dari judul, lead dan tubuh berita, nafsu Kompas menyerang dan menjatuhkan Anies begitu besar. Anies yang belum genap sebulan menjadi gubernur dituding penyebab banjir. Kompas meminjam mulut warga untuk melakukan framing.

Lalu, menjelang akhir berita, tertulis begini:

Banjir yang terjadi pada Minggu malam, kata Pal, memang tidak sebesar dulu. Air hanya menggenang sekitar 20 sentimeter di beberapa titik. Dulu, banjir bisa menggenangi permukiman warga setinggi 2 meter selama berhari-hari. Namun, sejak 2013, Kali Pesanggrahan dinormalisasi dan banjir mulai berkurang.







"Ya gara-gara gubernurnya ganti mungkin," kata Pal berseloroh.


Pal kurang mengetahui genangan kembali muncul. Ia menduga selain karena Kali Pesanggrahan meluap, pompa untuk menyedot air tak kunjung diganti. Di IKPN, ada dua pompa yang berfungsi mengalirkan air limpasan ke Kali ketika ada genangan. Namun, beberapa tahun lalu salah satu pompa rusak.

"Pak Ahok waktu itu sudah menyuruh agar diusulkan ganti pompa karena rusak. Tapi, warga sini enggak tahu tuh kenapa merasa enggak perlu ganti pompa," ujar Pal.
                         
                          **********
Ternyata, banjir terjadi bukan karena gubernur baru melainkan soal pergantian pompa yang tak kunjung dilakukan bahkan sejak zaman Ahok.

Dada ini sesak membaca media sekelas Kompas membuat berita semacam ini. Dan tidak hanya sekali!!!

Sesak bukan karena mereka menyerang Anies. Tapi menanamkan benih kebencian berbungkus jurnalisme yang akan melahirkan sosok-sosok Ananda Sukarlan lainnya.

Pilkada DKI Jakarta memang kisah yang tak pernah berakhir...

Erwyn Kurniawan





Diberdayakan oleh Blogger.