Header Ads

Mereka Berlomba Menista Islam



Dalam sepekan terakhir, pelecehan terhadap Islam berturut-turut terjadi. Liputan 6 yang mengawalinya, lalu Tirto menjejakinya, dan terkini film Naura dan Geng Juara. Terlihat bagai ada perlombaan menista Islam.





Liputan6.com memuat berita dengan judul "Tren Sekolah Agama Picu Intoleransi pada Anak?”. Gambar kabar tersebut berupa sejumlah anak Muslim yang sedang membaca Juz Amma.

Foto tersebut sontak mendapat protes dari berbagai pihak karena dianggap melecehkan Islam. Politisi PKS Mardani Ali Sera meminta  redaksi Liputan6.com mengganti gambar tersebut.

“Dear Redaksi. Tolong framing gambaran anak-anak Muslim yang sedang belajar Alquran diganti. Saya protes keras. Sakit hati ini lihatnya. Salam,” tulisnya melalui akun Twitter @MardaniAliSera, Jumat (17/11/2017).

Kemudian muncul tampilan gambar grafis dari Tirto.id soal fenomena rokok listrik atau vape. Judulnya: Dulu Dibakar, Sekarang Dicas. Gambarnya seorang wanita berjilbab yang di sekitar mukanya terkepung asap.

Setelah itu, tersiar kabar di media sosial tentang film “Naura dan Genk Juara The Movie.” Film yang sempat disebut film musikal anak-anak zaman now ini, ternyata dinilai mendiskreditkan Islam.

Seorang dokter asal Riau, Nina Asterly mengungkapkannya.

“Tadinya saya pikir film ini memang film bagus seperti film Petualangan Sherina dulu... saya pikir cocok untuk tontonan anak-anak... tapi ternyata jauuh dari sebuah film yang epik dan tidak cocok untuk anak-anak....,” kata Nina Asterlymelalui akun Facebook pribadinya, Senin (20/11/2017).

Film Naura dan Genk Juara secara implisit merupakan curahan hati kemarahan sang pembuat film atas kebenciannya umat Islam yang membela agama karena dilecehkan oleh penista agama.

Nina Asterly menunjukkan bukti lebih jauh bahwa film itu menistakan Islam.

“Para penjahat digambarkan orang yang berjenggot, brewokan selalu mengucapkan istighfar dan mengucapkan kalimat-kalimat Alloh lainnya... lebih ekstrim lagi saat si penjahat yang di serang anak-anak lalu si penjahat lantang mengucapkan kalimat Takbir berkali-kali dan kalimat-kalimat Alloh lainnya.... Anak saya yang baru berumur 8 tahun saja dari mulai kemunculan si penjahat itu sampai film selesai terus-terusan bilang ke saya: Ma, itu orang itu Islam tapi kok jahat tapi kok pencuri, gimana sih?? Saya bilang ke anak saya: tidak ka itu salah, Islam tidak begitu....,” lanjutnya.





Apakah semua ini kebetulan? Sangat sulit bagi saya untuk mengatakan ketiga hal tersebut hanya kebetulan saja. Tercium jelas aroma tak sedap adanya upaya by design mendiskreditkan Islam.

Setelah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menista Islam dan kemudian masuk penjara, orang-orang yang melecehkan agama Allah swt ini makin menjamur dan berani menunjukkan batang hidungnya.

Setiap hari ada saja materi mereka untuk menjelekkan Islam. Berbagai cara dilakukan. Melalui berita, kriminalisasi ulama, hingga membunuh karakternya seperti yang kini terjadi pada Ustadz Abdul Somad.

Entah siapa dalang dan kapan semua ini berakhir. Satu yang pasti, umat tak akan pernah tinggal diam meski perlombaan menista Islam terus terjadi.

Erwyn Kurniawan
Pemimpin Redaksi Wajada



Diberdayakan oleh Blogger.