Header Ads

Istilah-Istilah Nyinyir Syafi'i Ma'arif kepada Umat Islam di Usianya yang Kian Senja







Di usianya yang kian senja, Ahmad Syafi'i Ma'arif tak jua berhenti memproduksi istilah-istilah nyinyir kepada umat Islam. Pernyataannya soal "peradaban Arab rongsokan" bukanlah yang pertama. Jauh sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyindir Front Pembela Islam (FPI) dengan sebutan "Preman Berjubah".

Istilah tersebut pertama kali dicetuskan Syafi'i Ma'arif dalam harian Republika edisi 9 Agustus 2005. Syafi'i memberi istilah itu setelah melihat fenomena maraknya kelompok Islam (FPI) yang melakukan tindakan amar ma'ruf nahi munkar dengan cara yang dianggap olehnya sebagai aksi kekerasan. Padahal, FPI melakukan itu setelah terlebih dahulu mengajak dialog orang yang akan dirazia atau sweeping.

Sebutan FPI sebagai "Preman Berjubah" pun langgeng hingga kini. Setiap ada aksi FPI maka media dan pihak-pihak tertentu memakai istilah Syafi'i Ma'arif itu untuk menyudutkan umat Islam.

Kini, di tahun 2017, Syafi'i Ma'arif kembali membuat pernyataan nyinyir. Dia menyebut "peradaban Arab rongsokan dan puncaknya ISIS". Syafi'i menyampaikan itu saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7). Keduanya bertemu selama 50 menit.





"Orang-orang Indonesia yang muslim menganggap karena mereka mengerti bahasa Arab, itu disangka mewakili agama. Ndak bisa. Ini rongsokan. Masa dibiarkan begini? Ya merusak di Filipina, merusak di mana-mana. Rongsokan peradaban Arab yang sedang jatuh, dibeli di Indonesia," ucap dia.

Analogi barang rongsokan itu terlontar ketika keduanya membahas soal ketimpangan ekonomi yang saat ini terjadi. Banyak hal yang harus dilakukan agar ketimpangan segera dihapus. Salah satunya memberantas radikalisme dan terorisme.

"Seperti jalan rumput kering yang rentan sekali dan bisa memicu macam-macam, pakai agama segala macam itu," kata Syafi'i.

Syafi'i pun mencontohkan negara Timur Tengah yang disibukkan dengan konflik horizontal, termasuk kemunculan ISIS di berbagai negara.

"Rongsokan peradaban Arab yang kalah. ISIS puncaknya," ujar anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Pancasila (UKP-PIP) itu. (Wyn/Wajada)






Diberdayakan oleh Blogger.