Header Ads

Ini 3 Pembelaan Berani KH Hasyim Muzadi kepada Umat Meski Jadi Wantimpres








Posisi KH Hasyim Muzadi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tidak membuatknya diam saat umat Islam dizalimi. Justru suaranya lantang menyuarakan kebenaran. Itu terbukti dari 3 pembelaannya.

Pertama, dalam kasus Siyono yang wafat karena diduga kuat dianiaya oleh anggota Densus 88. Siyono diciduk sebab ditengarai sebagai teroris. Ia kemudian dikembalikan ke rumah dalam kondisi tak bernyawa. Protes pun  berdatangan, termasuk dari KH. Hasyim Muzadi.

Dia meminta misteri kematian Siyono harus segera terungkap dalam waktu dekat agar tidak terus menjadi polemik di mata masyarakat, baik di Klaten atau di seluruh Indonesia.

Dia juga meminta Densus 88 memberitahukan kepada keluarga Siyono mengenai penyebab kematian yang bersangkutan. Pasalnya yang paling mengetahui adalah Densus 88 sebagai instansi yang menangkap terduga teroris itu. Dia juga meminta kepada Densus 88 untuk tidak menutup-nutupi kasus tersebut.

"Paling tidak Kepala Densus 88 harus menjelaskan sejelas-jelasnya," ucapnya, kepada wartawan, Kamis (3/3/2016) seperti dilansir sindonews.com




Kedua, sikap tegasnya terhadap penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurutnya, penyelesaian masalah penistaan agama yang kemudian menimbulkan aksi bela Islam dari umat, kuncinya ada di proses hukum Ahok.

“Tetap saja kuncinya adalah (proses hukum) Ahok,” kata Hasyim usai berdialog dengan tokoh agama se Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (30/11) malam seperti diberitakan republika.co.id

Ketiga, kesaksiannya soal Aksi Bela Islam 212. Ia menyebut bahwa ada malaikat yang turun dengan memberikan Kiyai Hasyim 4 kejadian yang amat nyata dan disaksikan oleh seluruh peserta aksi 212.

"Minta teduh, diberi teduh. Minta hujan, diberi hujan. 7 juta lebih berkumpul dan bubar tanpa musibah," katanya.

Sedangkan bukti terakhir didapati beberapa saat setelah aksi 212 berakhir. Kata Kiyai Hasyim, "Jam 4 sore Monas dan sekitarnya bersih kembali seperti semula." (Wyn/Wajada)








Diberdayakan oleh Blogger.