Header Ads

SPI Bandung Dibuka, Mantan Vokalis Band Indie Ungkap Perjalanan Hijrahnya







Sekolah Pemikiran Islam (SPI) kembali membuka kursus singkatnya di Bandung. Melalui sosial media facebook-nya, pihak SPI menyebutkan bahwa perkuliahan akan berlangsung pada kurun Maret-Mei 2017. Tak terlalu lama setelah dikeluarkannya rilis tersebut, SPI Bandung angkatan 2017 menggelar kuliah perdananya pada Sabtu (18/03) di D’Best Hotel Sofia, Jl. Tengku Angkasa, Bandung.

Pembukaan tersebut dihadiri oleh Ibrahim Imaduddin Islam selaku Kepala SPI Bandung. Dalam sambutannya, lelaki yang akrab dipanggil Ibam ini mengatakan bahwa para peserta yang hadir di forum itu merupakan orang-orang terpilih.

Adapun Kepala SPI Pusat, Akmal Sjafril, yang seharusnya membuka perkuliahan, saat itu berhalangan hadir. Dalam pernyataan  tertulisnya, Akmal menjelaskan bahwa tanggal 18 tersebut bertepatan juga dengan kegiatan SPI di Jakarta.

“Semestinya kuliah perdana dibuka oleh saya sebagai Kepala SPI Pusat, namun sempat ada perubahan jadwal yang harusnya kuliah perdana 4 Maret jadi tanggal 18. Sedangkan tanggal 18 bertepatan dengan Rihlah penutupan semester 2 untuk SPI angkatan 5 di Jakarta,” papar Akmal dalam pernyataan tertulisnya.

Dalam kuliah pembukaan ini juga hadir seorang mantan vokalis band indie Rocket Rockers, Noor Al-Kautsar, atau yang biasa dikenal dengan Kang Ucay, yang berbagi kisah hijrahnya kepada para peserta SPI. Ucay menceritakan justru saat karirnya sedang naik daun ia memilih pergi dari dunia yang tidak sesuai dengan hatinya.

“Ada pergolakan di dalam hati saya saat itu, namun bisikan untuk benar-benar meninggalkan panggung hiburan lebih kuat,” tuturnya.





Ucay kemudian menemukan banyak penentangan, terutama ketika dirinya masuk ke dalam sebuah komunitas yang bernama #IndonesiaTanpaJIL (ITJ). Namun ia pun sadar bahwa kehidupan di masa lalunya di dunia musik justru banyak mendukung propaganda Islam liberal, bahkan satanik, sehingga dirinya memilih untuk tetap berada di jalan dakwah.

Ucay menambahkan bahwa ada tiga hal yang akan memperkuat hubungan seorang manusia dengan Tuhan-nya, yakni Khauf, Raja’ dan Mahabbah.

“Khauf artinya takut. Seorang hamba haruslah memiliki rasa takut terhadap Sang Penciptanya. Ketika rasa takut ini sudah hadir kepada manusia, maka bertambahlah keimanannya. Namun, khauf saja tidak cukup. Maka harus ada sebuah pengharapan atau raja’ atau mengembalikan semua hal kepada Allah, sehingga kita berharap hanya kepada Allah. Dan untuk menyempurnakan khauf dan raja’, seorang hamba haruslah mencintai Rabb-nya. Semakin ia cintai Rabb-nya maka ia akan semakin mengenal siapa Dia dan harus bagaimana ia berbuat untuk Rabb-nya,” papar Ucay.

Pembawaan Ucay yang santai dan humoris membuat peserta semakin antusias. Salah satunya peserta dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Nadya Mufida, yang mengaku semakin penasaran dengan SPI.

“Baru pertemuan pertama aja udah seneng, saya jadi semakin penasaran ingin kenal pemateri-pemateri yang akan dihadirkan oleh SPI ke depannya,” ujar Nadya.

Sebelum kuliah perdana SPI Bandung Angkatan 2017 ini ditutup, seluruh peserta diperkenankan untuk memperkenalkan dirinya masing-masing serta mengutarakan motivasinya mengikuti SPI. Beragam motivasi dikemukakan oleh peserta yang hadir. Namun dari keberagaman itu terdapat satu kesamaan, yakni keinginan untuk sama-sama belajar mengenal dan memperdalam agamanya sendiri. (Retno Ayu Hardiyanti)







Diberdayakan oleh Blogger.