Header Ads

Sudah Masuk Sya’ban, Ini Persiapan Menyambut Ramadhan

persiapan menyambut ramadhan

Kini kita telah memasuki bulan Sya’ban. Satu bulan lagi, bulan Ramadhan akan datang. Tentu kita semua berharap dikaruniai usia panjang, bisa berjumpa dengan Ramadhan sebagaimana doa yang kita panjatkan.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”

Banyak ulama membaca doa ini sejak bulan Rajab. Bahkan sebagian ulama berdoa sejak bulan Rabiul Awwal, minta dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Sebab bertemu Ramadhan adalah karunia besar, dengan begitu banyaknya keutamaan. Apalagi jika bisa mendapatkan lailatul qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.

Lalu bagaimana persiapan menyambut bulan Ramadhan? Setidaknya ada empat hal:

1. Persiapan Ruhiyah

Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Juga dari seluruh penyakit hati yang mengotori.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya. (QS. Asy-Syams : 9)

Hanya dengan keikhlasan kita bisa mendapatkan keutamaan puasa. Terutama ampunan atas dosa-dosa sebelumnya.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alaih)

Persiapan ruhiyah juga termasuk pengkondisian ruhiyah kita sehingga bahagia menyambut datangnya bulan mulia. Termasuk berdoa minta dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan mengkondisikan jiwa betul-betul merasakan tanda-tanda kehadirannya.

2. Persiapan Fikriyah

Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah tsaqafiyah. Yakni persiapan ilmu dan wawasan keislaman.

Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, fiqih puasa mulai dari niat puasa Ramadhan hingga sunnah-sunnah dan hal yang membatalkannya. Juga amaliah Ramadhan seperti tarawih, i’tikaf, zakat, dan sebagainya.

 

Untuk itu kita bisa mengkaji Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi, Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili dan lain-lain.

Persiapan ilmu ini sangat penting. Sebab seperti nasehat Umar bin Abdul Aziz, beramal tanpa ilmu akan lebih banyak mendatangkan kerusakan daripada kebaikan.

Pemahaman ilmu syar’i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama. (Muttafaq ‘alaih)

3. Persiapan Jasadiyah

Persiapan ketiga adalah jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan fisik yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal.

Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.

Bagaimana tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Mulai shalat tarawih hingga tilawah yang lebih banyak dari biasanya.

Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Ketika badan kita sehat dan kuat, insya Allah kita akan lebih dicintai Allah Subhanhu wa Ta’ala.

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)

4. Persiapan Maliyah

Persiapan keempat adalah maliyah. Yaitu persiapan materi. Kita memerlukannya dalam menyambut bulan Ramdhan bukan untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Apalagi di tengah pandemi, yang kemungkinan Idul Fitri kita tahun ini juga masih menjaga jarak sebagaimana Idul Fitri tahun lalu.

Baca juga: Bacaan Singkat Sholat Jenazah

Kita memerlukan dana lebih untuk memperbanyak sedekah, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakatnya.

Rasulullah adalah orang paling dermawan dan lebih dermawan lagi saat berada di bulan Ramadhan. Semoga Allah memudahkan kita meneladani beliau. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wajada]

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.