Header Ads

Dihapus Youtube, Ceramah Gus Baha Sentil PDIP Ini Viral di Twitter

Gus Baha

Ceramah Kiai Bahaudin Nursalim (Gus Baha) trending di Twitter dan menjadi bahan perbincangan hangat warganet. Hal itu setelah video lengkapnya yang diunggah di Youtube ternyata hilang.

Video ceramah Gus Baha yang membahas tentang Sukarno dan PDIP yang dihapus dari Youtube. Akun Twitter @akticis yang membagikan informasi akun channel NGAJI KYAI mendapat peringatan dari Youtube terkait video itu.

"Kami telah meninjau konten Anda dan menemukan beberapa pelanggaran serius atau berulang terhadap Pedoman Komunitas kami. Oleh karena itu, kami menghapus channel Anda dari Youtube,” demikian keterangan tersebut.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha menyentil orang-orang pro Megawati yang mendewa-dewakan Sukarno padahal Indonesia bukan hanya Sukarno. Bahkan sebelum ada partai nasionalis yang berani melawan Belanda, sudah ada Serikat Dagang Islam yang kemudian menjadi Serikat Islam lalu partai Islam.

"Karena embrio yang bernama Indonesia itu dari 1908, sebelum ada partai nasionalis yang berani melawan kolonialisme Belanda, adalah partai Islam. Sehingga kebangkitan Indonesia dimulai dari 1908, karena tadi, itu yang pertama mencetus melawan Belanda adalah kiai-kiai Islam,” kata Gus Baha dalam video itu.

"Saat itu bikin Serikat Dagang Islam, terus lama-lama menjadi Sarikat Islam, terus lama-lama menjadi Partai Islam. Dimulai dari angkatannya HOS Tjokroaminoto itu. Haji Oemar Said Tjokroaminoto, disingkat HOS Tjokroaminoto. Jadi, tidak bisa Indonesia itu meninggalkan partai Islam,” lanjutnya.

Baca juga: Asmaul Husna

"Orang yang pro Megawati itu begitu mendewa-dewakan Sukarno, seakan-akan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno. Sampai ada HAM Sukarnoisme, bahwa Indonesia seolah-olah dimulai dari Sukarno, memang deklarator kemerdekaan Indonesia itu Sukarno, tapi umat Islam dan partai-partai Islam tidak kecil hati,” ucap Kyai asal Rembang itu.

"Kita tidak mungkin tak menghormati Sukarno sebagai pahlawan. Tetapi ya kebesaran Pak Karno demi bangsa Indonesia, jangan kemudian direduksi, disederhanakan hanya melewati partai. Itu namanya pengerdilan. Itu Pak Karno bikin negara ini untuk kusuma bangsa, bukan untuk PDIP saja, bukan partai-partai Marhaenisme, bukan partai-partai berpaham Sukarnoisme saja,” tandasnya. []

Diberdayakan oleh Blogger.