Header Ads

Nikmat Mata, Sudahkah Anda Mensyukurinya?

nikmat mata

Sering kali kita lupa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal nikmat itu sangat besar dan teramat mahal harganya. Misalnya, nikmat mata.

Mata manusia lebih canggih dari kamera Smartphone mana pun. Resolusi mata manusia 576MP. Mampu melihat 10 juta warna. Autofokus, tak perlu tombol dan setting apa pun. Maka mata kita bisa menikmati apa pun yang ada di depannya, secara kilat menyesuaikan fokus dekat atau jauh sesuai perintah otak.

Dengan nikmat mata ini, kita bisa beribadah mulai dari membaca Al-Qur'an hingga berhaji. Kita juga bisa beraktifitas dan bekerja dengan baik yang pada hakikatnya juga ibadah. Seperti membaca, menulis, hingga melihat wajah-wajah keluarga dan teman serta menikmati indahnya dunia.

Puluhan Juta untuk Sembuhkan Gangguan Mata

Sedikit saja gangguan mata, kita merasa menderita dan harus mengeluarkan berjuta rupiah demi mengembalikan kesehatannya. Misalnya ketika kita mengalami kelainan refraksi -baik itu miopi, hipermetropi, maupun astigmatisme– lalu ingin melihat normal tanpa kacamata. Kita pun mengeluarkan sekitar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta untuk operasi lasik (laser in situ keratomileusis). Nominal itu hanya untuk satu mata. Artinya, lasik dua mata membutuhkan puluhan juta rupiah.

Jika miopi dibarengi dengan presbiopi, selain operasi lasik dengan biaya sebesar itu, juga perlu waktu adaptasi pasca operasi yang lebih lama. Jika hanya miopi hanya perlu sehari untuk melihat jelas tanpa kacamata dan beraktifitas normal pasca operasi, dengan presbiopi, butuh waktu hingga satu bulan untuk adaptasi mata tanpa kacamata.

Demikian pula saat mata kita terkena katarak dan harus operasi, kita perlu mengeluarkan sekitar Rp 8 juta hingga Rp 15 juta untuk satu mata. Apalagi kalau sudah kena glaukoma yang hanya bisa diperlambat untuk mencegah terjadinya kebutaan dan tidak bisa diobati total. Mulai laser trabekuloplasti hingga operasi trabekulektomi, semuanya berbiaya jutaan.

Apalagi kalau sudah tidak bisa melihat entah akibat katarak, glaukoma, maupun kecelakaan. Uang milyaran pun akan dikeluarkan seandainya bisa mengembalikan penglihatan.

Milyaran Nilai Nikmat Mata

Seorang pemuda mengeluhkan kepada seorang ulama tentang kondisi ekonominya. Ia merasa tidak mendapatkan banyak rezeki dari Allah dan dijauhkan dari kekayaan.

“Engkau memiliki dua mata. Saat ini, ada orang yang sangat membutuhkan donor mata untuk kesembuhannya. Bagaimana jika engkau jual matamu satu saja. Ia siap membeli 100 juta,” Bukannya memberikan nasihat dengan dalil ayat atau hadits, ulama itu justru melontarkan pertanyaan dan penawaran.

“Mohon maaf Kyai, saya tidak mau.”

“Bagaimana kalau 500 juta?”

“Tidak bisa, Kyai.”

“Bagaimana jika 1 milyar?”

“Maaf Kyai, saya tidak mau.”

“Nah, satu mata saja lebih mahal daripada milyaran rupiah. Lalu mengapa engkau merasa tidak mendapat banyak rezeki?”

Pemuda itu pun terdiam. Ia baru menyadari bahwa selama ini ia kaya dengan begitu banyak nikmat-Nya. Maka, sudahkah kita mensyukurinya? [Muchlisin BK/Wajada]

 

Diberdayakan oleh Blogger.